Rabu, 03 November 2010

BERSYUKUR

Seseorang dinamakan bersyukur ketika ia memenuhi 3 rukun syukur: [1] mengakui nikmat tersebut secara batin (dalam hati), [2] membicarakan nikmat tersebut secara zhohir (dalam lisan), dan [3] menggunakan nikmat tersebut pada tempat-tempat yang diridhoi Allah (dengan anggota badan).

Kamis, 27 Mei 2010

MEMBANGUN BUDAYA SHOLAT BERJAMAAH DI MASJID SEBUAH KRITIK DAN INSPIRASI

MEMBANGUN BUDAYA SHOLAT BERJAMAAH DI MASJID
SEBUAH KRITIK DAN INSPIRASI

Siswanto, S.Th.I
NIP: 19770423 200901 1 009
Calon Penyuluh Agama Islam Kec. Sukajaya-Kab. Bogor
Dosen Tafsir STAI Al Karimiyah Depok kampus Kota Bogor

Alloh berfirman dalam surat Al Ahzaab:21,
                 
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.

Rosululloh Muhammad adalah teladan kita dalam segala aspek kehidupan. Sebagai konsekwensi kesaksian (syahadat) kita adalah membenarkan ucapan beliau, taat perintahnya, menjauhi larangannya dan beribadah sesuai syariat ajarannya. Sholat merupakan salah satu ibadah agung yang beliau ajarkan. Beliau senantiasa mencontohkan sholat berjamaah di masjid, terutama bagi kaum laki-laki.
Namun budaya sholat berjamaah di masjid itu kini mulai keropos. Padahal kaum muslimin adalah mayoritas, namun sedikit diantara mereka yang peduli dengan seruan adzan untuk segera ke masjid melaksanakan sholat rowatib lima waktu berjamaah. Bahkan penulis mendapatkan fenomena ini juga mulai mewabah di perkantoran yang mayoritas karyawannya atau bahkan seluruh karyawannya muslim. Bahkan untuk sekedar sholat berjamaah di masjid kecil/mushola terdekat sekalipun. Tidak sedikit diantara saudara kita yang merespon panggilan adzan dhuhur hayya ’alash sholaah, dengan hayya ’alath tho’aam (saatnya makan, istirahat). Sangat memprihatinkan memang. Maka benarlah sabda beliau:
بَدَأَ اْلإِسْلاَمُ غَرِيْبًا، وَسَيَعُوْدُ غَرِيْبًا كَمَا بَدَأَ، فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ مَنِ الْغُرَبَاءُ؟ قَالَ: اَلَّذِيْنَ إِذَا فَسَدَ النَّاسُ صَلَحُوْا
Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rosulullah bersabda:
"Islam pada mulanya asing, dan akan kembali asing seperti semula. Maka berbahagialah kiranya yang terasing. Mereka bertanya: wahai rosululloh, siapa yang terasing itu? Beliau menjawab: orang-orang yang ketika manusia berbuat kerusakan, mereka berbuat kebaikan/reformasi. (HR. Muslim)

Ilustrasi: superhero sholat berjamaah

Budaya sholat berjamaah saai ini begitu langkanya, padahal kita melihat fenomena yang luar biasa, masyarakat muslim berduyun-duyun dan berbondong-bondong untuk sholat Jumat. Sedangkan hukum sholat Jumat dan sholat rowatib lima waktu adalah sama-sama wajib dikerjakan berjamaah di masjid. Bahkan fenomena lebih memprihatinkan ketika sebagian masyarakat kita berebutan tempat untuk sholat tarawih, tapi datangnya justru usai sholat isya’ di rumah. Na’udzubillahi min dzalik.
Oleh karena itu mari kita kembali menghidupkan sunnah Rosul , sebagai tanda cinta kita kepadanya melalui sholat berjamaah dan menggapai keutamaannya. Diantara keutamaan sholat berjamaah adalah:
1. Orang yang selalu sholat berjamaah di masjid, adalah orang yang cinta masjid, yang kepadanya Alloh janjikan akan diberi naungan pada hari kiamat nanti. Rosul bersadba:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ .. وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِى الْمَسَاجِدِ
Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Alloh di bawah naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya;...seseorang yang hatinya bergantung di masjid-masjid...(HR. Al-Bukhori)
(yakni sangat mencintai masjid dan senantiasa melaksanakan sholat berjamaah di dalamnya, mencari masjid jika tinggal di tempat baru, membangun masjid jika di tempat domisilinya belum ada masjid, bukan orang yang suka duduk-duduk atau nongkrong di masjid)
2. Keutamaan berjalan ke masjid untuk sholat berjamaah, menghapus dosa dan mengangkat derajat pahala kebaikan. Rosul bersabda:
إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ أَتَى الْمَسْجِدَ لاَ يَنْهَزُهُ إِلاَّ الصَّلاَةُ لَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً حَتَّى يَدْخُلَ الْمَسْجِدَ
Sesungguhnya jika seseorang diantara kamu berwudlu dengan baik kemudian ke masjid dan tidak ada niatan kecuali untuk sholat maka tiadalah dia melangkahkan kaki satu langkah kecuali pastilah Allah mengangkat dirinya satu derajat dan menghapuskan dari dirinya satu dosa sampai ia masuk masjid. (HR Ibnu Majah)
3. Orang yang datang ke masjid adalah tamu Alloh Ta’ala.
4. Alloh ’azza wa jalla gembira dengan kedatangan hamba-Nya ke masjid untuk sholat berjamaah.
5. Keutamaan menunggu sholat.
Orang yang menunggu sholat di masjid diberi pahala seperti sedang sholat, berdasarkan sabda Nabi :
لاَ يَزَالُ أَحَدُكُمْ فِى صَلاَةٍ مَا دَامَتِ الصَّلاَةُ تَحْبِسُهُ لاَ يَمْنَعُهُ أَنْ يَنْقَلِبَ إِلَى أَهْلِهِ إِلاَّ الصَّلاَةُ
Dan seseorang akan tetap dianggap sedang sholat selama waktu menunggu sholat, tiada yang menghalanginya untuk pulang ke keluarganya kecuali sholat. (HR. Al-Bukhori)
6. Keutamaan shoff-shoff pertama dan sebelah kanan.
Nabi Muhammad bersabda:
لَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِى الصَّفِّ الأَوَّلِ لَكَانَتْ قُرْعَةٌ
Seandainya mereka tahu pahala yang didapat shaf pertama niscaya mereka berundi untuknya. (HR. Ibnu Majah)
Dan sabdanya:
إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى مَياَمِنِ الصُّفُوْفِ
Sesungguhnya Alloh dan para malaikatnya bersholawat kepada shoff-shoff sebelah kanan. (HR. Abu Dawud)
7. Alloh ta’ala kagum terhadap sholat berjamaah.
Nabi Muhammad bersabda:
إِنَّ اللهَ لَيَعْجَبُ مِنَ الصَّلاَتِ فِي الْجَمِيْعِ
Sesungguhnya Alloh benar-benar kagum terhadap sholat berjama’ah (Al Musnad)
8. Keutamaan mengucap Aamiin bersama imam, diampuni dosanya yang telah lalu.
9. Pengampunan dosa bagi siapa yang sholat berjamaah setelah menyempurnakan wudhu’.
10. Keutamaan sholat berjamaah dibanding sholat sendirian.
Rosulullah bersabda:
صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
Sholat jama’ah itu lebih baik 27 derajat dari sholat sendiri. (HR. Muslim)
11. Sholat berjamaah sebagai pelindung dari godaan syetan.
12. Semakin banyak jamaah sholat, semakin utama nilai sholat berjamaah.
13. Jaminan bagi siapapun yang bisa melaksanakan sholat selama 40 hari dengan mendapat takbirotul ihrom bersama imam. Bebas dari neraka dan bebas dari sifat munafiq.
14. Keutamaan sholat isya’, shubuh dan ashar berjamaah.
15. Senantiasa dido’akan oleh malaikat, sejak sampai masjid dan ketika menunggu sholat.
Rosulullah bersabda:
الْمَلاَئِكَةُ تُصَلِّى عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِى مُصَلاَّهُ مَا لَمْ يُحْدِثْ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ
Para malaikat terus mendo’akannya selama dia masih berada di tempat sholat itu, yaitu: Ya Allah sejahterakan dia, ya Allah rahmati dia. (HR. Al-Bukhori)
16. Ketika sakit atau bepergian diberi pahala penuh, seperti yang diterima tiap hari dalam kondisi normal, meskipun dia tidak pergi ke masjid.
إِذَا كَانَ الْعَبْدُ يَعْمَلُ عَمَلاً صَالِحًا فَشَغَلَهُ عَنْهُ مَرَضٌ أَوْ سَفَرٌ كُتِبَ لَهُ كَصَالِحِ مَا كَانَ يَعْمَلُ وَهُوَ صَحِيحٌ مُقِيمٌ
Apabila seorang hamba biasa melakukan amal kebaikan lalu (suatu ketika) terhalang oleh sakit atau perjalanan maka dituliskan untuknya pahala-pahala kebaikan yang biasa dilakukan ketika ia sehat dan tidak bepergian. (HR. Abu Daud)
17. Terbebas dari salah satu sifat munafiq.
Yaitu: sifat malas ke masjid, sesuai dengan sabda Rosulullah :
لَيْسَ صَلاَةٌ أَثْقَلَ عَلَى الْمُنَافِقِينَ مِنَ الْفَجْرِ وَالْعِشَاءِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
Tidak ada sholat yang lebih berat bagi orang-orang munafiq daripada sholat subuh dan isya’. Seandainya mereka tahu nilai yang terkandung di dalam kedua sholat itu, pastilah mereka mendatangi (masjid tempat) kedua sholat itu meskipun dengan merangkak. (HR. Al-Bukhori)
Diantara umat ini ada yang membiasakan sholat jama’ah di rumah bersama keluarganya, bahkan merasa bangga dengan amalannya itu. Tetapi, sebenarnya praktek sholat jama’ah seperti itu menyalahi sunnah Nabi Muhammad .
Oleh karena itu Nabi pernah mengancam untuk membakar rumah yang di dalamnya terdapat laki-laki mukallaf yang sengaja tidak sholat berjamaah di masjid. Beliau bersabda:
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِحَطَبٍ فَيُحْطَبَ، ثُمَّ آمُرَ بِالصَّلاَةِ فَيُؤَذَّنَ لَهَا، ثُمَّ آمُرَ رَجُلاً فَيَؤُمَّ النَّاسَ، ثُمَّ أُخَالِفَ إِلَى رِجَالٍ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ
Demi Yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya aku sangat ingin menyuruh orang mengumpulkan kayu bakar lalu dinyalakan, lalu aku perintahkan untuk sholat maka diserukan adzan, lalu aku perintahkan seseorang untuk mengimami jama’ah, lalu aku datang lambat untuk mencari pria-pria (yang tidak ke masjid) untuk aku bakar rumah-rumah mereka. (HR. Al-Bukhori)
Ancaman itu memang tidak pernah dilaksanakan, karena sifat penyayang beliau. Namun hadis itu kuat menunjukkan bahwa tempat sholat berjama’ah adalah masjid dan kerasnya perintah sholat berjama’ah sehingga Ibnu Mas’ud RA menghukuminya wajib, begitu juga Imam Ahmad, pemimpin madzhab Hanbali, menghukumi sholat berjama’ah di masjid sebagai perkara wajib bagi pria, meskipun Imam-Imam lain berpendapat sebagai Sunnah Muakkadah, yaitu sunnah yang dekat sekali dengan Wajib. Para tokoh masyayikh Hanafiyyah mayoritas berpendapat bahwa sholat berjamaah adalah wajib. Imam asy Syafi’i rahimahulloh, berkata, ”Aku tidak memberikan keringanan kepada orang yang mampu melaksanakan sholat berjamaah untuk tidak mendatanginya, kecuali karena udzur.” (Kitab Al Umm I-154).
Masjid yang bermakna khusus sebagai tempat ibadah umat Islam yang dibangun di atas lahan waqaf/ tempat permanen, bukan bangunan sementara, yang dipersiapkan selamanya untuk sholat, baik yang dibangun dengan menggunakan batu, tanah, semen ataupun yang belum dibangun; adalah milik kita umat Islam bersama. Mari kita makmurkan masjid kita oleh pribadi-pribadi kita, tanpa mengupah atau menyewa atau mengimpor jamaah lain. Karena makmurnya masjid adalah simbol kejayaan umat dan standard mutu peradaban Islam. Alloh berfirman dalam surat At Taubah: 18,
            •  •          
Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.
Oleh karena itu mari kita bangun kembali kejayaan peradaban Islam dengan mulai membudayakan kembali sholat berjamaah. Semoga tulisan ini menjadi inspirator dan motivator untuk kami dan umat Islam semua. Wallohu a’lam bish showab.

MENINGKATKAN AKHLAQUL KARIMAH MEMBENTUK GENERASI PENERUS BANGSA YANG AMANAH

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. أَمَّابَعْدُ؛ فَإِنْ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Segala puji bagi Allah, Rabb dan sesembahan sekalian alam, yang telah mencurahkan kenikmatan dan karuniaNya yang tak terhingga dan tak pernah putus sepanjang zaman kepada makhluk-Nya. Baik yang berupa kesehatan, kesempatan sehingga pada kali ini kita dapat menunaikan kewajiban shalat Jum’at.

Semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada pemimpin dan uswah kita Nabi Muhammad , yang melalui perjuangannyalah, cahaya Islam ini sampai kepada kita, sehingga kita terbebas dari kejahiliyahan, dan kehinaan. Dan semoga shalawat serta salam juga tercurahkan kepada keluarganya, para sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Pada kesempatan kali ini tak lupa saya wasiatkan kepada diri saya pribadi dan kepada jama’ah semuanya, agar kita selalu meningkatkan kwalitas iman dan taqwa kita, karena iman dan taqwa adalah sebaik-baik bekal untuk menuju kehidupan di akhirat kelak.
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Dewasa ini tentu kita sangat ngeri jika mendengar, melihat dan menyaksikan adanya peristiwa-peristiwa yang menunjukkan adanya indikator penurunan nilai dan mutu akhlaq generasi muslim, generasi penerus bangsa. Manusia seakan telah lupa darimana mereka berasal, untuk apa mereka ada dan kemana mereka berpulang. Terlalu banyak rambu-rambu, norma, hokum dan aturan yang tercampakkan tanpa pernah diindahkan sedikitpun kecuali hanya segelintir orang yang masih berilmu dan peduli. Penurunan moral dan akhlaq generasi kita telah begitu jauhnya, sehingga apa yang sunnah dianggap bidah, apa yang bidah dianggap sunnah. Tontonan kerap kali jadi tuntunan, sebaliknya tuntunan hanya sekedar tontonan.
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Dalam rangka meningkatkan akhlaq karimah, membentuk pribadi-pribadi yang amanah, maka setidaknya kita harus memperhatikan hal-hal berikut ini, yaitu:
1. Akhlaq manusia terhadap Alloh, Robb sang Pencipta
Alloh menciptakan manusia dengan tujuan yang jelas sebagaimana Dia berfirman dalam QS Adz Dzariyat (51): 56,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ ﴿٥٦﴾
      
56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Oleh karena itu hendaklah manusia memenuhi etika dan akhlaq yang benar terhadap Alloh al Kholiq, beribadah dan mengabdi hanya kepadaNya, tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun, tidak mencelaNya dan taat patuh terhadap segala perintah dan laranganNya.
Syirik sebagai penghapus segala amal kebaikan haruslah dijauhi, sebagaimana Alloh berfirman dalam QS Az Zumar (39): 65,
              
65. dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi.

Demikian juga dalam firmanNya, QS An Nisa (4): 48 dan 116,
•                     
48. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.

•                  •   
116. Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, Maka Sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.
2. Akhlaq manusia terhadap Nabi dan RosulNya Muhammad
Akhlaq manusia kepada Rosululloh meliputi 4 konsekwensi kita terhadap syahadat Rosul, yaitu:
a. Membenarkan segala kabar berita yang beliau sampaikan. Rosulullah bukanlah pembohong, beliau adalah al amiin, orang yang terjaga segala ucapan dan tingkah lakunya. Tiada sepatah katapun yang terucap dari lisan beliau yang mulia kecuali wahyu yang diwahyukan Alloh kepadanya. Alloh berfirman dalam QS An Najm (53): 2-4,
 •               
2. kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru.
3. dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.
4. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
Maka wajib bagi kita untuk mengimani dan membenarkan ucapannya, baik itu berita terkini, berita ghaib kisah masa lalu maupun berita ghaib tetntang kejadian yang akan dating/hari kiamat. Tidak pantas bagi kita untuk membantah ucapannya, berlaku lancing kepadanya. Bahkan Alloh telah mengigatkan dalam firmannya QS AL Hujurot (49): 1-2,
          •   •             •              
1. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya[1407] dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
2. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu[1408], sedangkan kamu tidak menyadari.

[1407] Maksudnya orang-orang mukmin tidak boleh menetapkan sesuatu hukum, sebelum ada ketetapan dari Allah dan RasulNya.
[1408] Meninggikan suara lebih dari suara Nabi atau bicara keras terhadap Nabi adalah suatu perbuatan yang menyakiti Nabi. karena itu terlarang melakukannya dan menyebabkan hapusnya amal perbuatan.


b. Mentaati Nabi Muhammad dalam setiap perkara yang beliau perintahkan, dimana Alloh memerintahkan kita untuk mentaati beliau, sebagaimana firmanNya QS An Nisa (4): 80,
•             
80. Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan Barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka[321].

[321] Rasul tidak bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan mereka dan tidak menjamin agar mereka tidak berbuat kesalahan.
Alloh juga berfirman dalam QS Ali Imron (3): 31,
     •          
31. Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Bahkan mutlaknya seseorang masuk surge tergantung pada mutlaknya ketaatan kepada Rosululloh , sebagaimana sabdanya:
كل أمتي يدخلون الجنة إلا من أبى، قالوا : ومن يأبى يارسول الله؟ قال: من أطاعني دخل الجنة ومن عصاني فقد أبى
“Setiap umatku akan masuk surga, kecuali yang enggan.” Mereka bertanya: “Siapa yang enggan wahai Rasulullah?” Beliau berkata: “Siapa yang taat kepadaku, akan masuk surga, dan siapa yang tidak taat kepadaku sungguh dia telah enggan.” (HR. Bukhari 7280)
Orang yang berakhlaq mulia adalah orang yang cinta kepada Rosul Muhammad , dengan mentaati beliau dan mencukupkan diri dengan sunnah beliau tanpa mengadakan perbuatan-perbuatan bidah yang sesat.

c. Menjauhi apa yang beliau larang, dari segala macam dosa, kemaksiatan dan kemungkaran. Alloh berfirman dalam QS Al Hasyr (59): 7,
         •   •    
7. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.


d. Tidak beribadah kepada Alloh kecuali sesuai dengan apa yang Alloh syariatkan melalui nabi-Nya . Rosululloh bersabda:
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barang siapa yang mengada-adakan dalam urusan (agama) kami ini, yang bukan darinya maka dia tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim) dan di dalam riwayat yang lain beliau bersabda:
مَنْ عَمِلَ عَمَلا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرِنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barang siapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka amalannya tertolak.” (HR. Muslim)
3. Akhlaq manusia terhadap para sahabat Rosul
Kita harus menghormati para sahabat beliau, karena keutamaanny yang luar biasa. Bahkan semua sahabat ahli Badar dosanya telah terampuni. Para sahabat adalah mereka yang Alloh muliakan dalam firmanNya QS At Taubah (9): 100,
 •     •         •           
100. orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.

Rosul bersabda dalam salah satu haditsnya:
لا تسبوا أصحابي. لا تسبوا أصحابي. فوالذي نفسي بيده! لو أن أحدكم أنفق مثل أحد ذهبا، ما أدرك مد أحدهم، ولا نصيفه
Dari Abu Sa’id Al Khudriy Radhiyallahu’anhu beliau berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam telah bersabda: ‘Janganlah kalian mencela para sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian berinfaq emas seperti gunung uhud tidak akan menyamai satu mud (infaq) salah seorang dari mereka dan tidak pula setengahnya. (HR Bukhory, Muslim dan lainnya)
4. Akhlaq manusia terhadap sesama manusia
Hendaklah manusia saling toleransi, terhadap sesama muslim hendaklah saling bersaudara, kepada non muslim hendaklah memperlakukannya sebagaimana contoh yang telah diberikan kepada uswah hasanah kita Nabiyulloh Muhammad .
Alloh berfirman dalam QS Al Hujurot (49): 10,
       •    
10. orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.


5. Akhlaq manusia terhadap makhluk Alloh yang lain
Hendaklah manusia menebarkan kasih saying dan kedamaian kepada makhluq Alloh yang lain. Kepada binatang dan tumbuhan harus memperlakukan dan memanfaatkan dengan baik sesuai hak-hak dan kemaslahatannya, tidak dibenarkan berbuat dzolim dan aniaya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأََشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ؛
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَقُوا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah ...

Kembali pada khutbah yang kedua ini, saya mengajak diri saya dan jama’ah untuk senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah dengan sesungguhnya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad, kepada para sahabatnya, keluarganya dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Kemudian dari khutbah yang pertama tadi dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut:
o Dalam trangka meningkatkan akhlaqul karimah menuju generasi penerus bangsa yang amanah hendaklah manusia berakhlaq mulia kepada Alloh, rosul, sesama manusia dan makhluk Alloh yang lain sesuai dengan haknya masing-masing tanpa ada kedzoliman dan ketimpangan sedikitpun.

Selanjutnya, marilah pada kesempatan kali ini kita berdo’a kepada Allah, memohon ampunan atas segala dosa yang pernah kita lakukan dan kita memohon agar kita dijauhkan dari segala perbuatan maksiat, penghancur luhurnya akhlaq. Kemudian pula kita memohon kepada Allah agar kita dihindarkan dari kehinaan dan diangkat derajat kita di dunia dan di Akhirat. Amiin ya Rabbal 'Alamin.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ.
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ.
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَصْلِحْ وُلاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ وَوَفِّقْهُمْ لِلْعَمَلِ بِمَا فِيْهِ صَلاَحُ اْلإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ.
اَللَّهُمَ لاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لاَ يَخَافُكَ فِيْنَا وَلاَ يَرْحَمُنَا.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Jumat, 19 Februari 2010

Akhirnya Cintaku Berlabuh Karena Allah

Akhirnya Cintaku Berlabuh Karena Allah: "Kumpulan KISAH NYATA UNGGULAN Majalah ELFATA ‘Seindah Cinta ketika Berlabuh’, 2008, FAtaMeDia"